4 Tipe Manusia di Sekitar kita Yang Terkait Dengan Ilmu yang mereka miliki, sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari mereka. Dan kita juga dapat menimbang untuk kemampuan diri kita sehingga dapat lebih mengoptimalkan, baik dalam pengetahuan serta amal yang menjadi syarat adanya ilmu tersebut.
Berikut ini adalah 4 tipe manusia yang tergolong dalam masalah ilmu :
- Orang yang tahu dan dia menyadari bahwa dirinya tahu. Inilah yang disebut dengan orang alim, maka bertanyalah padanya. Kesadaran ini diwujudkan dengan mengamalkan dari ilmu yang diketahuinya. Inilah orang yang terpuji dan dapat kita ambil manfaatnya.
- Orang yang tahu tetapi tidak menyadari bahwa dirinya tahu. Inilah orang yang alpha, maka ingatkanlah dia. Dia terjerumus ke dalam dosa, padahal dia tahu akan keharamanya. Dia seperti lupa bahwa pengetahuannya menentang tindakannya. Dia butuh seseorang yang mengingatkan akan ilmu yang telah dipelajarinya agar mau bertaubat. Pujian atau celaan tergantung dari responya terhadap peringatan tersebut.
- Orang yang belum tahu dan menyadari bahwa dirinya belum tahu. Inilah orang yang minta bimbingan, maka ajarilah dia. Ini masih terhitung sebagai orang yang terpuji, karena kesadarannya akan kelemahannya membuat dia mau belajar dan menuntut ilmu sehingga dapat menjadi orang yang berilmu.
- Orang yang tidak tahu namun, dirinya tidak menyadari ketidaktahuannya. Inilah orang yang bodoh. Ini merupakan tipe manusia yang paling buruk, tidak tahu diri dan congkak, paling sulit mendapatkan faedah dari nasehat dan pelajaran yang diberikan. Dia tidak dapat menerima kebenaran yang disampaikan orang lain. Apalagi jika berasal dari yang lebih muda darinya, lebih rendah statusnya atau lebih miskin darinya.
Tipe ke 4 dari berbagai ulama ada beberapa pendapat tentang berteman dengannya. Ada yang suruh untuk menjauhi dan jangan berteman dengannya. Ada juga yang berpendapat untuk tetap berteman dengan berharap kebaikan darinya. Karena jika orang yang seperti ini kita jauhi, maka siapakah yang akan memberikan pelajaran dan peringatan? Tentu saja semua itu ada wasilah yang harus manusia upayakan. Entah itu nanti lewat kita atau orang lain, yang jelas usaha untuk mendakwahkan islam itu tetap kita usahakan pada siapa saja, bahkan orang kafir sekalipun.
Perlu dipahami bahwa kita hidup dalam masyarakat yang heterogen, artinya berbagai macam klasifikasi yang tidak dapat kita samakan. Ada yang hanya lulusan SD, SMP, SMA dan mungkin perguruan tinggi. Sehingga yang pas untuk kita terapkan adalah mereka bisa menerima kita dahulu apa adanya. Setelah dekat dengan kita maka, kita dapat memberikan masukan sekiranya yang kurang pas dengan islam. Terutama tentang masalah akidah.
Aneh juga ketika kita menemukan seseorang yang baru mengikuti pengajian beberapa minggu saja, sudah merubah semua penampilannya. Yang laki-laki langsung memakai celana cingkrang/diatas mata kaki, atau ditengah betis. Dan yang perempuan langsung menggunakan cadar/jilbab besar. Jika ini mereka lakukan di tengah masyarakat umum yang heterogen, maka akan langsung banyak yang menjaga jarak atau paling tidak sudah menandai untuk berhati-hati dengan orang yang semacam ini. Karena pikiran mereka adalah orang ekstrim/garis keras. Inikah yang kita harapkan ?? Tentu saja tidak. Kalau seperti ini maka akan sangat susah untuk membangun relasi dan menyadarkan orang yang masih berbuat syirik. Orang menjauh, kita susah mendekat.
Dalam sebuah pepatah mengatakan, "Ikutilah arus itu, namun jangan terhanyut". Artinya kita dapat mengikuti pola baik yang mereka pahami, namun tidak boleh jadi kita terdominasi. Namun harus kita lakukan sebaliknya, jika dari apa yang mereka ada kesalahan maka itulah yang harus kita luruskan.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas komentar anda mudah-mudahan tidak bosan untuk berkunjung pada blog yang sederhana ini