Sebuah catatan kecil tentang ilmu, dakwah, jihad, jamaah, keadilan, kesejahteraan, tegaknya hukum, mulkiyah, rububiyah, uluhiyah, asma wa sifat,Marifah, Thaghut, Negara Islam, Tauhid, demokrasi, hukum islam, doa, shalat

Kamis, Desember 10

DAKWAH, TARBIYAH DAN BINAYAH

Allah berfirman dalam QS. Al Jum’ah : 2
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,(QS. 62 : 2)

Inilah marhalah dakwah yang ditetapkan oleh Allah dan dipraktekkan oleh Rasulullah dengan melalui tahapan : tilawah atau dakwah, tarbiyah atau tazkiyah, dan taklim atau binayah

I. Dakwah
A. Pengertian Dakwah
Dakwah berasal dari kata ( ) yang berarti mengajak atau menyeru. Baik mengajak kepada kejahatan maupun kepada kebaikan.
Adapun secara syar’i berarti mengajak atau menyeru orang untuk memahami atau melaksanakan hukum-hukum Allah (Rububiyah), didalam kerajaan Allah (Mulkiyah) sebagai wujud pengabdian kepada Allah (Uluhiyah). Sebagaimana firman Allah berikut ini :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. 16:25)

“ Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).(QS. 10:25)

“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(QS. 12 : 108)



B. Tujuan Dakwah
1. Untuk Memenangkan Islam
“Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar
dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.
(QS. 61:9)

Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya (HR. Muslim)

Jadi disyareatkannya dakwah yang pokok adalah agar islam menang, unggul, diatas semua agama yang ada, sebab Islam merupakan ajaran yang paling tinggi

Sedangkan kemenangan Islam menurut sunnatullah dalam Al Qur’an akan diraih oleh Muslim yang berkualitas shobirin, oleh karena itu dalam dakwah hendaklah mengarah kepada terwujudnya muslim yang berkualitas shobirin, sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut :

“Hai nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang
yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan
jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan
seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak
mengerti[623].Sekarang Allah Telah meringankan kepadamu dan dia Telah mengetahui
bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar,
niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada
seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang,
dengan seizin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. 8:65-66)

2. Merupakan hujjah dihadapan Allah
“Dan (Ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu[580], dan supaya mereka bertakwa.(QS. 7 : 164)
“(mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 4 : 165)
C. Target Dakwah
Target dakwah adalah obyek dakwah berhasil mengkafiri thagut dalam segala bentuk manifestasinya serta beriman kepada Allah dengan segala konsekuensinya. (yakfur biththoghut wa yu’mim billah)
“Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya[1470]: "Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepada Engkaulah kami kembali."(QS. 60 : 4)

D. Obyek Dakwah
“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.(QS. 34:28)

“Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian Aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah Aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri".(QS. 12 :67)

Untuk melaksanakan dakwah kita harus masuk kesemua lini kehidupan, tidak terpaku pada suatu tempat saja.

1. Pada keluarga

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. 66:6)

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,(QS. 26:214)

2. Dimasyarakat.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. 3:110)

3. Diseluruh bangsa-bangsa
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

E. Materi Dakwah
“percakapilah manusia sesuai dengan kadar pemikirannya”

1. Muslim Tradisional

“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.(QS. Al Maidah : 104)

Orang-orang muslim tradisional mengikuti tetua (ustadz, guru, kiayi, dan lain-lain) mereka tanpa dasar ilmu (pemahaman) yang benar kepada ajaran agamanya. Oleh karena itu kita harus memberikan pemahaman benar tentang amalan-amalan yang senantiasa mereka kerjakan. Jangan menjelek-jelekkan kebiasaan mereka, justru harus mengangkat nilai-nilai dibalik kebiasaan mereka itu.

Contoh kebiasaan membaca tahlil. Maka materi bahasanya adalah bagaimana memahami kalimat Laa Ilaha Illallah. Sebagaimana diperintahkan Al Qur’an:

“Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain “(QS. 47:19)

Orang yang rajin sholat harus dipahamkan bagaimana esensi sholat itu, dari thaharah sampai salam. Orang yang rajin membaca Al Qur’an maka harus dipahamkan tentang fungsi Al Qur’an dalam kehidupan ini. Orang yang rajin membaca surat Al Kahfi setiap malam Jum’at agas terhindar dari fitnah Dajjal, harus dipahamkan bagaiamana membaca yang dikehendaki agar terhindar itu.

2. Kyai atau ustadz
Pada dasarnya obyek ini telah memahami betul keislaman, baik melalui kitab kuning maupun kitab-kitab modern. Namun mereka kesulitan ketika melaksanakan hukum islam, karena hidup disuatu tempat atau negara yang tidak menerapkan hukum syareat islam. Untuk itu harus dijelaskan bahwa kalau ingin melaksanakan hukum Allah didalam negara non islam sampai kapanpun tidak akan pernah terlaksana. Maka menghadapi orang seperti ini materinya sampaikan melalui kitab-kitab lagi, dengan tidak melaksanakan tanya jawab. Sehingga ia bertanya dimana adanya negara islam?

3. Orang sekuler

Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS. 2:85)

Orang sekuler adalah orang yang memisahkan agama dengan politik. Islam sebagi agama, yes. Dan islam sebagai politik, no ! Menghadapi orang yang demikian itu harus diterangkan pengertian dien, bahwa dien adalah sisitem hidup. Adaoun dienul islam adalah sistem hidup yang lengkap dan sempurna yang meliputi seluruh seginya, baik bidang ubudiyah maupun bidang muamalah, ibadah, dan juga politik (QS. 5:3) dan setiap muslim wajib masuk /menerimanya dengan kaffah (QS.2:208). Terima islam seluruhnya atau tolak islam seluruhnya. (QS. 17:117 dan 18:29)

4. Musyrikin modern

Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta Dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka[1169] dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS. 30 : 31-32)

Orang musyrik modern adalah orang yang memuja konsep UUD, hukum, isme yang bersumber dari ra’yu. Kelompak ini biasanya tidak memahami arti jahiliyah yang secara benar, sehingga seperti dikatakan Umar bin Khattab “Tidak akan paham islam orang yang tidak paham jahiliyah”. Mereka harus dipahamkan akan jahiliyah dan berhala-berhala bahwa berhala itu hanya isme-isme (faham-faham, ajaran) yang dibuat-buat oleh mereka dan bapak-bapak mereka. (QS. 12 : 40 )

5. Orang yang pesimis tentang hari kebangkitan

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. 22 : 5)

Kelompok ini biasanya mengetahui kebenaran nilai-nilai islam, namun bila diajak untuk menegakkan (memperjuangkannya) mereka menolak dan mengatakan, “Apakah mungkin?”. Kelompok seperti ini hendaknya diberi pemahaman bertahap dengan tamsil-tamsil.

6. bagi pemuda.

Hai Yahya, ambillah[899] Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan kami berikan kepadanya hikmah[900] selagi ia masih kanak-kanak,(QS. 19 : 12)

7.Bagi gerakan yang tidak sesuai sunnah.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), (QS. 4 : 150)
Para pelaku harokah biasanya memiliki idealis yang sangat besar tetapi mereka tidak mengikuti manhaj (sunnah) rasul. Pada kelompok ini harus dipahamkan bahwa islam itu adalah “ syir’atan wa minhajan” (syareat yang dilengkapi dengan metode pelaksanaannya (QS. 5 : 48), dan tidak dapat dipisahkan (QS. 4 :150). Manhaj islam untuk memenangkan adalah mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW (QS. 33:21). Oleh karena itu kelompok ini harus diterangkan tentang metode sunnah (pembahasan shirah).

8. Orang yang pobhi terhadap suatu perkara.
Orang ini takut kepada islam karena ketidaktahuannya kepada islam. Menghadapi orang seperti ini jangan sekali-kali mengaitkannya kepada hal-hal yang dibencinya. Tetapi berilah pemahaman islam secara benar sehingga nanti ia akan membenci siapa/apa yang harus dibenci dan menyukai siapa/apa yang harus disukai. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “ Janganlah mengenal kebenaran karena seorang tokoh. Kenalilah kebenaran itu terlebih dahulu, niscaya akan kau kenal siapa ahlinya.

F. Rincian Acuan Materi Dakwah
Beberapa materi dakwah yang harus dipahami antara lain :
1. Ma’rifatul insan
2. Ma’rifatul Thoghut
3. Ma’rifatul Allah
4. Ma’rifatul Qur’an
5. Ma’rifatul Rasul
6. Ma’rifatul Dien
7. Ma’rifatul Syahadatain
8. Ma’rifatul Hijrah

II. Tarbiyah
A. Pengertian Tarbiyah
Tarbiyah berasal dari kata ( ) yang berarti mendidik atau membina. Bila kita ambil dari pengertian tazkiyah maka berarti “thuhroh” membersihkan dan mensucikan, serta “nama” yang berarti tumbuh dan berkembang.

Yang dimaksud membersihkan adalah membersihkan jiwa-jiwa dan harta setiap mukmin. Membersihkan jiwa setiap mukmin dari pola pikir dan aqidah syirik yang merupakan virus keimanan kepada Allah. Sedangkan membersihkan harta adalah menunaikan hak-hak harta yang telah Allah tetapkan atas orang-orang yang beriman. Kewajiban ini biasa disebut istilah zakat. Dengan ditunaikannya tazkiyah harta ini, harta yang menjadi pondasi kehidupan seorang mukmin menjadi bersih.

Tazkiyah dengan membersihkan jiwa dapat kita lihat dalam ayat dibawah ini :
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.(QS. 91:9-10)

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), (QS. 87:14)
“Dan pakaianmu bersihkanlah, Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,(QS. 74:4-5)

Sedangkan tazkiyah dalam arti membersihkan harta dapat kita lihat dalam ayat berikut ini
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. 9 b: 103)


Tentang pentingnya tazkiyah harta dalam sebuah hadist dinyatakan :
“Bila sedekah (zakat yang belum ditunaikan) bercampur dengan harta yang lainnya, maka ia akan merusak harta itu”
Kita dapat mengambil pengertian, tarbiyah adalah pekerjaan membina atau mendidik seseorang agar potensi dirinya dapat tumbuh dan berkembang sehingga sesuai sanggup menjadi khilifah pengemban amanah Allah dimuka bumi.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam tarbiyah ini, pertama-tama harus mengikis habis aqidah syirik dari setiap mukmin (obyek dakwah), sehingga benar-benar suci bersih. Kemudian barulah dibina dengan benar, sehingga potensi insaniyyahnya tumbuh berkembang sampai siap dan sanggup untuk memikul amanah Allah
B. Target Tarbiyah
"Sesungguhnya Allah Telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa”(QS. 2:247)

Allah SWT telah berjanji bahwa Ia akan mneganugerahkan kekuasaan dimuka bumi kepada orang-orang “mustadh’afin” (orang-orang yang lemah dan tertindas). Sebagaiman firman Allah berikut ini :
“Dan kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), Dan akan kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang Se- lalu mereka khawatirkan dari mereka itu.(QS. 28 : 5-6)

Dan janji Allah kepada orang yang beriman berikut ini :
“Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. 24 : 5)

Bila kita perhatikan ayat diatas, kita tahu bahwa Allah telah menetapkan ketetapan-Nya akan melimpahkan karunia-Nya kepada orang yang tertindas (mukmin) untuk menjadi khalifah-Nya dibumi. Oleh itu, untuk menyongsong turunnya karunia Allah itu, maka harus disiapkan generasi yang memiliki keilmuan yang luas (kematangan konsepsional), laksana Adam a.s. yang dibina langsung oleh Allah, serta mentalitas yang prima laksana ulil amri rasul, sehingga mereka sanggup mengemban tugas sebagai khalifah Allah pemakmur bumi.
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, (QS 2:31)
“Maka Bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul Telah bersabar (QS. 46 : 35)

Dengan demikian, garis besar target tarbiyah ini adalah untuk mencapai dua sasaran yaitu keluasan ilmu (kematangan kosepsional) dan kesiapan skill fisik material, bashotan fil ilmi wal jism

1. Bashotan fil ilmi
Target pertama tarbiyah adalah setiap mukmin memiliki keilmuan yang luas, baik ilmu keagamaan maupun ilmu penunjang lainnya.

Dalam keilmuan, calon mujahid dakwah harus memahami benar-benar detail syariat islam yang tertuang dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai undang-undang baku yang akan dijadikan landasan berpijak dalam setiap langkah dan geraknya dalam mengemban amanah Allah dimuka bumi. Dengan berbekal keluasan ilmu (konsep) itu maka ia layak mendapat karunia Allah dengan ditinggikan derajatnya sebagai khalifah. Sebagaimana firman Allah berikut ini :
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. 58:11)

Begitulah, Nabi Yusuf layak menjadi pemegang amanah karena ia seorang yang hemat lagi berilmu pengetahuan, sebagaimana diterangkan dalam ayat berikut :

“Berkata Yusuf: "Jadikanlah Aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".(QS. 12:55)

Sedangkan Adam a.s. layak menjadi kholifah setelah ia diberi ilmu oleh Allah SWT.
“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, (QS. 2 : 31)

2. Bashotan fil jism
Target kedua yang harus dicapai dalam tarbiyah adalah kekuatan fisik sebagai sarana menyempurnakan kewajiban yang Allah pikulkan. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut ini

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya".(QS. 28:26)

Kewajiban mempersiapkan kekuatan fisik ini secara umum dinyatakan dalam QS. Al Anfal : 60
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).(QS. 8:60)

Kekuatan jism itu antara lain meliputi :
a. Kekuatan Mentalitas
kematangan mentalitas ini sebagaimana dinyatakan dalam hadist berikut :

Rasulullah bersabda :” Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah apabila mencintai suatu kaum pasti Allah akan menguji mereka. Siapa yang ridho terhadap ujian itu ia mendapat keridloan Allah dan siapa yang benci (terhadap ujian), ia mendapat kemurkaan Allah”

Sebuah generasi yang tidak matang, lemah mental dan jiwanya tidaklah mungkin mengemban tugas dengan sempurna atau bahkan tidak dapat sama sekali. Oleh karena itu kita harus mempersiapkan sebuah generasi pelanjut ini, sehingga qowiyyu fil jism, sebagaimana isyarat pada ayat berikut ini :

“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, Kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya(QS. 2 : 266)

b. Kekuatan Skill
kematangan keahlian ini sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadist :

Uqbah bin amir Juhani r.a berkata : saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda diatas mimbar. Bersiaplah untuk menghadapi musuh sedapat mungkin dari kekuatan. Ingatlah sesungguhnya kekuatan itu kepandaian melempar panah, ingatlah sesungguhnya kekuatan itu kepandaian melempar panah, ingatlah sesungguhnya kekuatan itu kepandaian melempar panah ( HR. Muslim)

c. Kekuatan Maal
Kekuatan maaliyah ini sebagaiman dinyatakan dalam ayat berikut ini :

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
(QS. 4 : 9)

C. Tahapan dan Materi Tarbiyah

“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),( QS. 84:19)

1. Aqabah satu/ula
a. Target
Target pembinaan dalam baiat Aqabah Ula antara lain sebagai berikut :
1) Umat memahami pokok-pokok aqidah islamiyah (Rububiyah, Mulkiyah, dan Uluhiyah) secara benar dan sanggup mengaplikasikannya dalam amaliyah kehidupan (QS. 1:1-5 ; 114 : 1-3 ). Umat memahami bahwa perilaku syirik sebagaimana landasan amaliyah adalah perusak nilai-nilai amal kita (QS. 30:60)
2) Umat memahami bahwa tugas Rasul Allah dimuka bumi ini adalah untuk menegakkan dien-Nya dan tugas itu juga dipikulkan diatas pundak kita. Manhaj Rasul adalah manhaj yang abadi yang dari dahulu hingga sekarang dan yang akan datang tidak akan berubah. Membuat (memakai) manhaj selain dari manhaj rasul (sunnah rasul) berarti bid’ah dan seluruh amalan bid’ah sesat dan tertolak. Oleh karena itu diharapkan umat memiliki aqidah bahwa sunnah rasul adalah satu-satunya manhaj yang shahih sebagai metode penegakan agama islam dimuka bumi.
3) Umat memahami bentuk-bentuk dan keburukan adat-istiadat jahiliyah (berzina, mencuri, membunuh anak, dan lain-lain) dan sanggup dengan sepenuhnya meniggalkan/mensucikannya (bajumu cucilah), dan dengan teguh menetapi tradisi islam (baju taqwa)
4) Umat memahami tentang aqidah wala’ dan bara’ secara benar, bahwa dengan menerima risalah islam berarti harus melepaskan keterikatan baik sistem, aturan (hukum) dan kepemimpinan jahiliyah. Kemudian dengan sepenuhnya menetapi sistem ,aturan dan kepemimpinan islam sesuai dengan tuntunan Ulil Amri Islam.

b. Materi
1) Pendalaman materi ma’rifah
2) aqidah
3) pergaulan
4) shirah rasul

c. Butir-butir aqabah ula
Baiat aqabah ula:
1) Saya tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun
2) Saya tidak akan mencuri
3) Saya tidak akan berzina
4) Saya tidak akan membunuh anak-anak kami
5) Saya tidak akan berdusta untuk menutup-nutupi apa yang ada didepan dan dibelakang kami
6) Saya tidak akan membantah pimpinan dalam hal kebajikan
2. Aqabah dua/Tsani
a. Target
Target pembinaan dalam baiat aqabah Tsani antara lain sebagai berikut:
1) Umat memahami tentang kedudukan dan fungsi kepemimpinan Islam, sehingga umat memahami tata tertib ibadah dan dapat melaksanakan hukum syareat sesuai dengan tuntunan Ulil Amri (QS. 4 : 59)
2) Umat memahami hukum sebab-musabab kemenangan dalam perjuangan bahwa untuk meraih kemenangan harus dengan kesanggupan dan kesungguhan berkorban, baik harta dan jiwanya serta apapun yang ada padanya, hingga tegaknya agama islam dimuka bumi (QS. 8:39)
3) Umat memahami karakteristik jalan islam bahwa sepanjang jalannya penuh dengan ujian-ujian. Inilah watak jalan islam sehingga dengan pemahaman yang demikian umat akan menjadi mujahid-mujahid yang shobirun (QS. 3 :200)
4) Umat memahami nilai seorang pemimpin sehingga sanggup membela dan menjaganya dengan seluruh kemampuannya sebagaimana ia menjaga dan membela diri dan keluarganya sendiri ( QS. 33 : 6)
5) Umat memahami solidaritas (kebersamaan) sesama mujahid sehingga merasakan sebagai satu jasad, susahnya saudara kita juga merupakan susahnya kita sendiri, sampai pada tingkatan sakitnya saudara kita adalah sakit kita juga. Saling tolong-menolong, ringan-meringankan, serta kuat menguatkan bagai satu tubuh. Darahmu-darahku, susahmu susahku.
6) Umat memahami bahwa puncak permusuhan Abu Jahal (jahiliyah) adalah penindasan besar-besaran, berupa penangkapan, pembunuhan, dan pengejaran (QS. 8 : 30). Oleh karena itu umat diharapkan memperiapkan diri (mental) untuk sanggup meniggalkan yang disenanginya di Makkah(QS 9 : 24) untuk melaksanakan hijrah secara total.
7) Umat harus memahami bahwa untuk menyempurnakan kewajiban harus dibentuk shaf-shaf (struktur) sebagaimana persiapan negara Madinah sebelum proklamasi diumumkan
b. Materi
1) jamaah, imamah, baiat
2) syariah (munakahat)
3) akhlak
4) adab pergaulan laki-laki dan perempuan
5) rukun islam dan pelaksanaannya
6) shirah rasul dan SPUI
c. Butir-butir aqabah Tsani
Baiat aqabah Tsani :
1) Saya akan mendengar dan taat dalam keadaan bersemangat dan dalam kondisi malas
2) Saya akan menafkahkan harta dalam keadaan sulit maupun mudah
3) Saya akan menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar
4) Saya akan berdiri tegak karena Allah dan tidak menghiraukan celaan orang yang suka mencela karena Allah
5) Saya akan menolong pimpinan jika pimpinan datang kepada kami. Melindungi pimpinan, sebagaimana melindungi diri, istri dan anak-anakku.
III. Binayah
A. Target
Pada tahapan ini akan tergambar berhasilnya perjuangan orang-orang beriman dalam memperjuangkan islam

“Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita Telah kembali ke Madinah[1478], benar-benar orang yang Kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya." padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada Mengetahui.(QS. 63:8)

“Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".(QS. 27 : 30-31)

B. Materi
1. jamaah, imamah, baiat
2. aqidah
3. shirah rasul dan SPUI
4. aqidah syariah
5. PBS
6. intelejen
7. leadership
8. managemen
9. maliyah
10. Qonun asasi
11. PDB

DAKWAH, TARBIYAH DAN BINAYAH Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Muhasabah Diri

5 komentar:

  1. Cuma itu Ki, artikel yang ane dapat. Karena pada saat itu waktu sangat mepet sekali, dan materi/artikel yang ane dapat lumayan banyak. Jadi tidak bisa mendetail dalam pembahasan. Mudah-mudahan dalam silaturahim yang lain bisa ane lengkapi.

    BalasHapus
  2. Great stuff here, definitely going to check it out later :)

    BalasHapus
  3. Hey

    I wanted to share with you a wonderful site I just came across teaching [url=http://www.kravmagabootcamp.com][b]Krav Maga[/b][/url] Online If you guys have seen the Discovery Channel TV Show called Fight Quest you would have seen their chief instructor Ran Nakash there featured on their [url=http://www.kravmagabootcamp.com][b]Krav Maga[/b][/url] episode. Anyways, let me know what you think. Is training via the internet something you would do?


    cheers

    Michael

    BalasHapus
  4. jika yg lain pesimis, maka kita harus optimis....
    subhanalah kayanya kalo materi ini dibahas terus menerus, ga kan ada ujungnya

    BalasHapus

Terima Kasih atas komentar anda mudah-mudahan tidak bosan untuk berkunjung pada blog yang sederhana ini