Kebenaran / Al Haq
Mungkin semua manusia ingin hidup sesuai dengan keinginan, kesenangan dan berbagai macam nikmat yang lain. Tetapi ternyata apa yang menjadi semua impiannya tidaklah sesuai dengan pola pikir dan pandangan manusia itu sendiri.
Kebenaran di dunia ini ada 3 macam:
1. Kebenaran menurut diri sendiri. Contoh yang paling mudah untuk mengenali ini adalah sikap seseorang yang ingin menang sendiri, keras kepala, sok pinter, dan lain sebagainya. Pada dasarnya semua sifat yang ia miliki adalah tidak mau mengalah, walaupun sebenarnya mempunyai kekurangan yang memang tidak ia punya. Ia jarang menerima nasehat yang diberikan orang lain. Jika minta saran, nasehat, atau kritik tentang kekurangannya, ia akan memberikan argumentasi balik. Biasanya orang seperti ini tidak mau bersusah payah dan ingin selalu senang walaupun orang lain susah karenanya. Untuk itu marilah kita buka mata hati kita, jangan biarkan lama-kelamaan tertutup oleh titik hitam yang memenuhi hati ini.
Rasulullah SAW bersabda :
“Neraka itu dipagari dengan kesenangan-kesenangan dan surga itu dipagari dengan kesukaran (hal-hal yang tidak menyenangkan) “(HR. Bukhari-Muslim)
2. Kebenaran menurut orang banyak. Secara umum manusia mengikuti kebiasaan kebanyakan orang, atau lebih gampang disebut trend. Dari cara mencari jodoh, rejeki (pekerjaan), dan gaya hidup, ritual
Dalam masyarakat jawa, hal seperti ini masih sangat kental sekali. Terutama masih adanya beberapa ritual yang dianggapnya sebagai bagian yang harus dilaksanakan. Mereka beralasan kebanyakan orang dari dulu sampai sekarang masih melaksanakan hal tersebut. Contohnya selamatan (dengan berbagai bentuk dan macamnya). Dari orang yang sudah meninggal, bayi lahir, masuk bulan puasa, masuk bulan syawal, masuk bulan syuro, orang yang mau menikah, sebelum menempati rumah dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Allah berfriman dalam Al-Qur’an surat Al-An’am : 116
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)[500]” (QS. 6 : 116)
[500] seperti menghalalkan memakan apa-apa yang Telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa-apa yang Telah dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak.
Dalam ayat yang lain Allah berfirman :
“Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal Sesungguhnya Allah Telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. dan Sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.” (QS. 6 : 119)
3. Kebenaran menurut Allah (Sang Pencipta). Semua akan kembali pada Yang Maha Kuasa, Allah Robbul’alamin. Kita dicipta oleh-Nya. Dia mengetahui semua sifat, kelebihan dan kekurangan kita. Jadi tidak ada lagi sarana, alat, metode, atau gaya hidup yang serasi kecuali dengan mengikuti buku pedoman yang dibuat oleh pencipta tersebut. Sebagai gambaran yang paling sederhana adalah sebuah pabrik TV merk A, mengeluarkan buku pedoman / panduan untuk mempermudah pengoperasiannya. Tentu saja buku pedoman ini hanya bisa digunakan untuk TV merk A tersebut. Dan tidak akan bisa jika digunakan oleh merk lain. Untuk itu kenapa banyak manusia yang tidak percaya dengan aturan yang dibuat oleh Penciptanya sendiri, yaitu Allah Robbul’alamin?. Karena banyak manusia menganggap bahwa kebenaran terletak pada dua point diatas. Bersambung......
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas komentar anda mudah-mudahan tidak bosan untuk berkunjung pada blog yang sederhana ini