Sedikit catatan dari tulisan : Al-Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba’abduh
Judul : Membongkar Kesesatan Hizbut Tahrir : Khilafah Islamiyah
Situs lengkapnya bisa lihat disini
(Saya agak sedikit heran dengan tambahan kata Khilafah Islamiyah, seakan-akan Al-Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba’abduh, tentu saja beserta kelompoknya tidak suka dengan ke khilafahan. Padahal dengan ke khilafahan maka Islam Kaffah bisa ditegakkan sesuai dengan perintah dalam Qur’an. Tidak seperti semua kelompok yang sekarang ini sedang bermain-main pada arena politik thoghut, mereka tidak ada yang mencita-citakan tegaknya Islam Kaffah. Mereka hanya menjalankan islam setengah-setengah, yang diperbolehkan pemerintah thoghut saja, yang tidak boleh mereka tinggal. Dan mereka tidak punya cita-cita untuk tegaknya suatu tatanan islam yang kaffah. Ya, salah satunya kelompok Al-Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba’abduh, yang diseru hanya untuk kumpul bareng bahas kitab selesai, begitu seterusnya)
Catatan pada point 1)
- Ternyata yang terkena sasaran pertama kali adalah yang mereka sebut kelompok Ikhwanul Muslimun atau biar lebih jelasnya bisa saya sebut PKS saat ini. Ternyata Al-Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba’abduh perhatian sekali dengan kelompok yang satu ini, meskipun tidak lepas juga perhatiannya kepada kelompok-kelompok yang lain yang dianggapnya sesat.
- Nasehat kepada penguasa secara pribadi tentu tidak mudah untuk dilakukan, apalagi levelnya presiden atau wakilnya. Setiap penguasa tentu saja sudah punya penasehat pribadi dalam jajarannya. Tidak sembarang penasehat, tentu saja penasehat yang pro dengan politik yang dibawa penguasa tersebut. Jadi, setiap nasehat yang datang kepada penguasa pasti akan dikonsultasikan dulu ke penasehat pribadinya. Apakah ini sesuai dengan kebijakan politik dari kelompok penguasa tersebut atau tidak. Kalau tidak sesuai sebanyak apapun nasehat akan dimuntahkan saja. Apalagi yang menyangkut hukum atau undang-undang yang jelas sekali tidak sesuai dengan pemikiran mereka (penguasa) yang kufur bin syirik. Kalo hanya sebatas tingkat RT, RW, Bayan, Lurah, mungkin masih bisa. Walaupun tetap ada perjanjian dulu. Jadi tidak ada cara lain yang dilakukan HTI atau kelompok lain. Yaitu menasehati penguasa dengan cara terbuka (orasi, long march, demo) dan ternyata cara yang seperti ini pun harus minta ijin kepada aparat setempat. Jika mendapat ijin aparat berarti penguasa juga menyetujui cara tersebut. Karena aparat adalah pelindung penguasa dalam sebuah kekuasaan. Jadi dimana yang salah jika penguasa aja menyetujui cara ini. Dan cara ini lebih baik dari pada tidak melakukan tindakan apa-apa.
- Terkesan bahwa anda (Al-Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba’abduh) menyetujui setiap tindakan penguasa yang semena-mena, yang korupsi, yang menghukum dengan hukum buatan manusia, penyembah pancasila dan undang-undang 1945. Pahamkah anda (Al-Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba’abduh) macam-macam thoghut? Dimana Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab berkata, “Thagut itu bersifat umum, maka segala sesuatu yang diibadahi selain Allah dan dia rela seperti yang diibadahi atau yang diikuti atau yang ditaati diluar ketaatan kepada Allah dan Rosul-Nya, maka ia adalah thaghut. Thaghut itu banyak dan kepalanya ada lima :
1. Syaithan, yang mengajak beribadah kepada selain Allah.
Dalilnya adalah Firman Allah swt. QS. 36 ( Yasin ) : 60
2. Penguasa Zhalim, yang mengubah hukum-hukum Allah.
Dalilnya adalah Firman Allah swt QS. 4 ( An-Nisa’ ) : 60
3. Orang yang memutuskan perkara ( hukum ) dengan selain apa yang diturunkan oleh Allah.
Dalilnya adalah Firman Allah swt QS. 5 ( Al-Maidah ) : 44
4. Orang yang mengaku mengetahui hal-hal yang ghoib.
Dalilnya adalah Firman Allah swt QS. 72 ( Al-Jin ) 26-27
5. Orang yang diibadahi selain Allah dan ia rela
Dalilnya adalah Firman Allah swt QS. 21 ( Al-Anbiya’ ) : 29
Dari perkataan para salaf dapat disimpulkan bahwasanya thaghut adalah sesuatu yang memalingkan dan menghalangi seseorang dari beribadah kepada Allah, dan dari memurnikan dien dan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Orang-orang yang membuatnya dan menawarkannya adalah thaghut
Catatan pada point 2)
- Penguasa yang tidak menerapkan hukum/syariat islam dalam praktek kenegaraannya maka tidak diragukan lagi kekafirannya. Bahkan penguasa arab yang mengaku islam tetapi suka bermesraan dengan AS dan sekutunya, tetapi masa bodoh dengan tetangganya (Palestina) dia juga tidak diragukan lagi kekafirannya.
- Tindakan teror, kudeta, pengeboman adalah tuduhan anda yang ngawur, yang tidak terbukti dan terkesan sembrono. Contoh kasus di Indonesia, lihatlah pengeboman di bali yang merupakan paling terkenal (mungkin karena anda), ternyata sampai saat ini tidak bisa dibuktikan bahwa pelakunya adalah Amrozi cs. Setelah eksekusi Amrozi cs, justru malah tampak bahwa mereka di dzalimi dengan munculnya tanda-tanda ke Syahid-an mereka.
Catatan kesimpulan )
- Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya telah Kami utus pada tiap-tiap umat seorang rasul (dengan tugas menyeru) beribadahlah kalian kepada Allah (saja) dan jauhilah oleh kalian thagut.” (An-Nahl: 36).
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56).
Dalam ayat ini sangat jelas sekali bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Cara beribadah ini tentu saja Allah juga yang menentukan yaitu lewat Rasul-Nya, melalui kitab-kitab-Nya.
“Aliif Laam Raa. (Inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu. Agar kalian tidak beribadah kecuali kepada Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu daripada-Nya.” (Hud: 1-2)
Coba Al-Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba’abduh, pelajari lagi mengenai berbagai macam thoghut dimana Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab pernah menjelaskan dalam sebuah kitabnya. Bisa lihat lagi yang sudah saya tulis diatas, atau klik disini.
Disini sangat jelas sekali bahwa siapa saja yang tidak tunduk dan patuh pada ( Qur’an ) kitab Allah maka dia belum beriman bahkan dalam Qur’an disebut kafir, dzalim, fasik (Al-Maidah : 44,45,47). Ibadah kepada Allah tidak hanya sebatas ibadah ritual belaka. Bahkan dari bangun tidur sampai kita tidur lagi, semua itu ibadah jika sesuai dengan tuntunan yang ada. Artinya manusia untuk beribadah kepada Allah, harus sesuai dengan kitab yang diturunkan-Nya. Ternyata kitab yang diturunkan Allah sudah sangat lengkap menyangkut semua aspek kehidupan. Yang meliputi ekonomi, sosial, politik, pertahanan, keamanan, bermasyarakat, bernegara dan lain-lain.
Dengan kata lain bahwa tidak perlu adanya tatanan, aturan, atau undang-undang baru dalam kehidupan ini. Jika ada selain dari Al-Qur’an yang dijadikan rujukan maka semua itu adalah bathil, bagaimanapun bentuknya. Dan orang yang tidak mengingkarinya dan tidak berusaha untuk melenyapkannya adalah musyrik. Apalagi orang yang membela dan mempertahankan tatanan, aturan, atau undang-undang selain Qur’an adalah kafir.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas komentar anda mudah-mudahan tidak bosan untuk berkunjung pada blog yang sederhana ini