Sebuah catatan kecil tentang ilmu, dakwah, jihad, jamaah, keadilan, kesejahteraan, tegaknya hukum, mulkiyah, rububiyah, uluhiyah, asma wa sifat,Marifah, Thaghut, Negara Islam, Tauhid, demokrasi, hukum islam, doa, shalat

Rabu, Mei 5

Kita dan Yahudi

Di sudut pasar Madinah, seorang pengemis Yahudi buta selalu terdengar mengomel, “Jangan dekati Muhammad! Dia orang gila, pembohong, tukang sihir. Bila mendekatinya kalian akan dipengaruhinya.”

Setelah Rasulullah saw. wafat, suatu hari Aisyah berkata kepada Abu Bakar, “Hampir tidak ada satu sunnah pun yang tidak ayah lakukan, kecuali satu”. “Apa itu?” Tanya Abu Bakar. “Setiap hari Rasulullah pergi ke ujung pasar membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta disana, lalu menyuapinya.”


Esok hari, Abu bakar menemui pengemis yang dimaksud dan memberinya makanan. Ketika sang Khalifah mulai menyuapinya, tiba-tiba pengemis itu berteriak,”Siapa kamu?” “Aku orang yang biasa menyuapimu.”Jawab Abu Bakar. “Ah bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” Sergah si pengemis. “Bila ia mendatangiku, tangan ini tidak perlu memegang dan mulut ini tidak susah mengunyah. Ia selalu menyuapi dengan lebih dulu menghaluskan makanan dengan mulutnya.”

Abu Bakar tak kuasa menahan tangis, lalu tersendat ia berkata,”Aku memang bukan orang yang biasa mendatangimu. Aku seorang sahabatnya, sedangkan orang yang mulia itu telah meniggalkan kita. Dialah Muhammad Rasulullah saw.” Demi mendengar keterangan Abu Bakar, si pengemis tersedak.Orang yang ia coba bunuh karakternya ternyata justru pihak yang paling peduli padanya. Lalu dengan spontan ia berucap, “Asyhadu an laa Ilaaha Illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah.” Si pengemis yahudi bersyahadat.

Maha Suci Allah, betapa pengasih dan tanpa pamrih utusan yang Dia kirim ke muka bumi ini. Bisa kita bayangkan setiap kali Muhammad menyuapi si pengemis itu, setiap kali pula putra Abdullah ini mendengarkan cacian dan hinaan dari mulut orang yang justru kepadanya ia peduli.

Maha Suci Allah betapa Rasul-Nya yang agung telah menampakkan kesucian cinta islam yang tiada tara terhadap umat lain.

Demi Allah, tidaklah kita membenci Yahudi karena mereka ciptaan Allah. Namun, tidak lain karena pembakangan mereka kepada Allah.

Dengan segala budi kebaikan Rasulullah saw yang luar biasa selama hayatnya kepada kaum Yahudi, namun apa balasan kaum Yahudi kepada umat Rasulullah saw? Setelah beratus-ratus tahun mereka mendapat perlindungan di negeri-negeri islam setelah diusir, dikejar-kejar dan dibantai para penguasa Nashrani di Eropa, adalah kebiadaban yang tak berperi kemanusiaan apa yang mereka tampakkan di tanah suci Palestina. Kembali! Mereka menampakkan sebagai bangsa yang tidak kenal budi dan kebaikan kecuali kecurangan dan keculasan, sebagai pengkhianatan yang telah mereka lakukan kepada Rasulullah saw.

Kita dan Yahudi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Muhasabah Diri

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas komentar anda mudah-mudahan tidak bosan untuk berkunjung pada blog yang sederhana ini

Isi Blog